Jakarta – Edtech Cakap secara konsisten mencatatkan net profit selama empat tahun berturut-turut. Semua lini bisnis inti dalam segmen Bahasa, Upskill, dan Bisnis mengalami pertumbuhan positif, dengan total peningkatan jumlah murid sebesar 50% per tahun menjadi 4,5 juta siswa secara kumulatif pada bulan Desember 2023 (YoY).
Selaras dengan pertumbuhan siswa, jumlah pengajar aktif di Cakap juga meningkat sebanyak 27,78% menjadi 2.300 di tahun 2023.
Sepanjang tahun lalu, Cakap merampungkan pendanaan seri C sebesar USD 7,5 juta yang disokong oleh sejumlah investor ternama diantaranya MDI Ventures dan Heritas Capital, beserta investor dari konglomerasi lainnnya.
Donald Wihardja, CEO MDI Ventures mengungkapkan, dengan melihat pencapaian Cakap hingga sejauh ini, MDI Ventures optimis terhadap pertumbuhan melalui impact positif yang Cakap hadirkan kepada masyarakat akan terus berlangsung ke depan.
“Kami sebagai investor juga melihat Cakap mampu terus berinovasi dan membuktikan kapasitasnya sebagai startup edtech di Indonesia yang tetap kompetitif di tengah situasi pasar saat ini,” ujar Donald.
Tomy Yunus, CEO & Co-founder Cakap mengatakan pendanaan tersebut akan digunakan untuk ekspansi bisnis secara nasional di luar Jabodetabek lewat unit bisnis baru, seperti fasilitas belajar bauran (blended learning) dan platform karir (Career Link and Match).
Menurut Tomy, peningkatan kapasitas SDM atau upskilling terus menjadi prioritas perusahaan dengan misi untuk memaksimalkan bonus demografi Indonesia dengan mencetak tenaga kerja unggul.
“Kesadaran akan peningkatan keterampilan (upskilling) semakin tinggi, mulai dari siswa usia sekolah, fresh graduate, hingga kalangan profesional. Cakap berupaya mengakomodasi kebutuhan ini melalui akses ke konten pendidikan berkualitas dan bersertifikat bagi masyarakat Indonesia,” ujar Tomy.
Pilar Bahasa merupakan kontributor utama pendapatan Cakap, dimana kursus Bahasa Inggris menjadi yang paling diminati, disusul Mandarin, Jepang dan Korea. Bahasa Inggris mendominasi karena masyarakat, terutama lulusan baru, semakin sadar mengenai pentingnya penguasaan bahasa asing dalam menghadapi tuntutan dunia kerja.
Atho Isnanthyo Abyan (28 tahun), mengikuti kelas Bahasa Inggris di Cakap untuk menunjang pekerjaannya saat berkomunikasi dengan rekan kerjanya, yang mayoritas berbahasa Inggris.
“Dulu saya kurang percaya diri karena rekan kerja saya banyak yang berasal dari berbagai negara, sekarang kemampuan saya berkomunikasi menjadi lebih baik,” ujar Atho yang bekerja di bidang teknologi informasi (IT) ini.
Pada akhir tahun 2023, Cakap meraih sertifikasi ISO 27001:2022 mengenai sistem manajemen keamanan informasi Sementara dari pilar upskilling, pembelajaran ranah bisnis dan manajemen menjadi ceruk tertinggi
dengan okupansi dari keseluruhan kelas vokasi yang ada.
Tim akademik Cakap terus berinovasi dan merancang kurikulum pembelajaran vokasi dengan lebih dari 1.175 materi kursus dan 19.500 modul tersedia di dalam platform Cakap.
Hingga saat ini, inisiatif untuk memperluas unit bisnis tahap awal telah berlangsung secara agresif, mulai dari Cakap Kids Academy (CKA) -fasilitas belajar bauran bagi anak usia sekolah yang sudah terdapat dua cabang, Cakap English Standardized Test (CEST) tes kemampuan Bahasa Inggris yang dikurasi tim kurikulum Cakap yang telah melayani lebih 50 institusi pendidikan dengan lebih dari 13.000 siswa terdaftar mengikuti ujian. Serta program Link and Match dengan peluncuran lini bisnis baru bernama Cakap Career Hub.
Sejauh ini sudah ada 30 mitra korporasi yang terhubung dengan puluhan ribu calon pelamar di dalam platform Cakap Career Hub.
Pada awal tahun 2024, Cakap juga akan merealisasikan pendanaan dari program Catalytic Fund, proyek kerja sama Kementerian Keuangan Indonesia dengan United Nations Development Programme (UNDP) di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, and Terluar).
Cakap akan memberikan pembelajaran bahasa asing pada siswa sekolah di daerah di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemilihan dua provinsi tersebut dipicu masih banyaknya siswa yang sering menghadapi hambatan terhadap pendidikan berkualitas serta menghadapi tantangan lingkungan, seperti kekeringan, udara panas hingga infrastruktur yang belum mendukung.
“Sebagai bisnis yang bergerak di bidang edukasi, Cakap terus berkomitmen untuk selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), berusaha untuk membuat kesempatan belajar dan karir dapat diakses oleh semua orang, serta memberikan inovasi pendidikan yang berkualitas dalam mendukung peningkatan kualitas anak bangsa,” tutup Tomy.