Bali – Smesco Indonesia berkolaborasi dengan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM) menggelar Festival Tumpak Wariga 2024 sebagai upaya mempromosikan komoditas lokal untuk menumbuhkan ekonomi yang berkelanjutan.
Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, penguatan komoditas lokal juga mampu memberikan pengaruh pada ekonomi di daerah-daerah yang akan semakin menguat.
“Metode micro-processing komoditas lokal, bisa menjadi faktor penguat ekonomi di masing-masing daerah,” ujar Dirut Smesco Indonesia Leonard saat memberikan paparan pada Talkshow bertajuk ‘Tutur Cerita Lestari: Menuju Ekonomi Restoratif Dengan Rantai Nilai Gotong-Royong’ sebagai rangkaian acara Festival Tumpak Wariga 2024, akhir pekan kemarin.
Leonard juga mengungkapkan, pengembangan komoditas lokal perlu diimbangi dengan tersedianya industri pengolahan, di mana melalui konsep tersebut maka tenaga lokal dan investasi dapat terserap dengan baik.
“Sehingga tidak perlu mengorbankan lingkungan hidup dan kerusakan sosial budaya yang bisa terjadi karena over-investment atau over-exlpoitation dari daerahnya masing-masing,” ucap Leonard.
Menurutnya, kolaborasi antara Smesco dengan KEM juga menjadi penguat kerja sama dalam pengembangan berbagai sektor berbasis sumber daya alam seperti agroforestri.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Jawa, Bali, Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Haryo Pambudi juga menekankan pentingnya pengelolaan komoditas secara berkelanjutan, salah satunya melalui pemanfaatan lingkungan.
“Dalam konteks adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, manfaat hutan selama ini hanya berfokus pada karbon, padahal masih banyak hal yang bisa kita kembangkan aksesnya hingga skala internasional selain pemanfaatan karbon,” kata Haryo.
Festival Tumpek Wariga 2024 menjadi platform untuk menggabungkan tiga pilar penting guna mewujudkan keharmonisan antara manusia dan alam, yakni terkait dengan spiritual Tumpek Wariga, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung pelestarian, serta manusia sebagai makhluk ekonomi melalui praktik bisnis berkelanjutan.
Rangkaian kegiatan festival tersebut meliputi talkshow dan lokakarya pada hari pertama di SMESCO Hub Timur, dilanjutkan dengan eksplorasi hutan dan penelusuran komoditas pada hari kedua di Hutan Belajar Bali Barat.
Sedangkan di hari ketiga peserta akan diajak tur ke pusat produksi Conservana, sebuah perusahaan yang mengedepankan pengelolaan hutan berkelanjutan berbasis komunitas.