Jakarta – Pencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diharapkan menjadi sinyal positif terhadap perbaikan performa subsektor perkantoran di area Central Business District (CBD) Jakarta.
Namun seiring dengan munculnya potensi resesi global, tingkat kewaspadaan konsumen pun turut kembali menguat dan berimplikasi pada tertahannya ekspansi dari perusahaan global pada ruang-ruang kantor di CBD Jakarta.
Dalam skala regional seperti di Singapura dan Seoul, pertumbuhan sektor perkantoran berada di situasi membaik seiring dengan terbukanya kembali jalur transaksi dari Cina seiring dengan dicabutnya kebijakan zero covid policy.
Di Jakarta sendiri berdasarkan laporan Jakarta Property Highlight terbaru dari Knight Frank Indonesia, tingkat okupansi perkantoran CBD Jakarta di semester kedua 2022 perlahan mengalami peningkatan di angka 74,1% dengan sektor logistik yang menjadi penyumbang okupansi yang cukup agresif di akhir tahun 2022.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa per semester kedua tahun lalu, terdapat dua pasokan gedung baru yang menambah stok ruang perkantoran menjadi 6.991.223 meter persegi.
Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor, Knight Frank Indonesia menyebut stok perkantoran yang masih terus bertambah di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam proses pemulihan memberikan tantangan berkelanjutan untuk sektor perkantoran di Jakarta saat ini.
“Meski demikian, tercatatnya okupansi dari sektor logistik yang agresif di akhir tahun 2022 juga turut memberikan secercah harapan untuk pertahanan di sektor perkantoran CBD Jakarta kedepannya,” katanya di Jakarta (23/2).
Jakarta Property Highlight juga mencatat adanya optimisme pasar, yang walaupun hingga saat ini harga sewa gedung perkantoran di Jakarta masih stagnan dan cenderung melemah hingga 6%, deretan proyek gedung perkantoran baru yang memiliki harga sewa cenderung lebih tinggi seperti gedung berkonsep ramah lingkungan, tercatat masih mendominasi untuk masuk menambah pasokan.
Menurut laporan, terdapat 3 dari 5 gedung perkantoran yang akan hadir hingga 2025 merupakan gedung berkonsep green building.
Lebih jauh lagi, laporan Jakarta Property Highlight juga mencatat bahwa selain sektor logistik, terdapat beberapa sektor lain yang juga cukup potensial dalam mendorong pertumbuhan tingkat okupansi di sektor perkantoran di semester kedua tahun 2022.
Sektor-sektor tersebut antara lain adalah sektor information technology (IT), fintech, mining, insurance, agrobusiness, automotive, oil and gas, energy, healthcare, dan trading.
Willson Kalip, Country Head dari Knight Frank Indonesia, mengatakan, meski masih dalam masa yang challenging, namun serapan tahunan ruang perkantoran yang kembali positif setelah tercatat negatif di tahun lalu menjadi indikasi bahwa seluruh pemangku kepentingan berupaya untuk pivoting toward opportunities untuk memperbaiki performa sektor perkantoran CBD Jakarta di akhir tahun 2022 lalu.
“Tahun ini diharapkan perbaikan dapat terus berlanjut positif,” tutup Willson.