Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Denmark untuk pengadaan satelit nano seharga US$ 145 juta atau setara Rp2,2 triliun (asumsi kurs Rp15.734/US$).
Satelit itu disebut bakal membantu kapal-kapal perikanan Indonesia, baik masyarakat nelayan maupun industri perikanan, mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT dalam kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT).
Trenggono mengatakan, nantinya bakal ada 20 unit satelit nano yang akan diluncurkan di tahun ini. Apabila tidak ada hambatan, ia menargetkan 1 unit satelit nano akan diluncurkan pada Juni mendatang.
“Satelit nano salah satu tools untuk melengkapi program pembangunan ocean big data. Jumlahnya sekitar 20 satelit nano, yang mulai akan diluncurkan di tahun ini. Nilainya kurang lebih sekitar US$ 145 juta. Itu kerja sama G to G,” kata Trenggono saat ditemui usai membuka Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Dikatakan Trenggono, satelit itu akan terus beroperasi selama 24 jam penuh, di seluruh wilayah Indonesia, agar bisa memonitor atau meng-capture apapun yang terjadi di laut seperti apa.
“Tahun ini (akan diluncurkan) 1 satelit nano. Kemungkinan, Insya Allah kalau tidak ada halangan Juli sudah bisa diluncurkan,” ujarnya.
Sebelumnya, Trenggono pernah menjabarkan, pemasangan alat yang akan terkoneksi dengan satelit nano, untuk kapal nelayan kecil itu akan dipasangkan langsung oleh pemerintah, sehingga para nelayan kecil itu tidak perlu mengeluarkan biaya pemasangan dari peralatan tersebut.
Sementara untuk kapal nelayan besar, dia berharap nantinya kapal-kapal tersebut dapat memasang alat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Adapun tujuan pemasangan dari peralatan tersebut, jelasnya, untuk memonitor kapal-kapal yang bersangkutan dari segi keselamatan sampai dengan jenis tangkapannya.
“Jadi berapa jumlah penangkapannya? Berapa setiap hari mereka menangkap? Dan jenis ikannya apa? Ini yang penting,” ujar Trenggono.
Menurutnya, sumber data terhadap penangkapan ikan sekarang ini masih belum akurat. Untuk itu, ia berharap dengan teknologi baru yang tengah diimplementasikan oleh KKP akan memberikan data monitoring yang lebih baik.