Jurnalindustry.com – Yogyakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menegaskan pentingnya membangun dan mengembangkan wirausaha muda berbasis riset agar mampu menghasilkan inovasi dan produk unggulan dalam mewujudkan ekonomi baru yang menyejahterakan.
“Wirausaha muda seperti itu harus dilakukan secara By-Design dari kalangan perguruan tinggi,” kata MenkopUKM Teten Masduki pada acara Entrepreneur Hub Goes to Campus Universitas Gajah Mada (UGM) di Yogyakarta, Selasa (10/9).
Di depan sekitar 600 wirausaha muda Yogyakarta, MenkopUKM menambahkan, langkah strategis tersebut bakal melibatkan hasil-hasil riset dari perguruan tinggi, kemudian diinkubasi, hingga mendapat pembiayaan.
“Berbasis riset agar bisa kompetitif. Beda dengan wirausaha By-Accident yang tidak punya akses ke teknologi dan pembiayaan,” terangnya.
Dengan terciptanya wirausaha dari kalangan terdidik, Teten meyakini wirausaha yang tercetak akan lebih inovatif, tangguh, dan siap berkompetisi di pasar global. “Kita butuh wirausaha yang penuh dengan inovasi dan kreativitas,” ucap MenkopUKM.
Artinya, kata Menteri Teten, jangan lagi mencetak wirausaha yang itu-itu lagi seperti soto, warung, bakpia, keripik, dan sebagainya.
“Kita harus meniru Jepang, Korsel, Australia, dan Belanda dalam mencetak entrepreneur dari kalangan kampus,” kata Menteri Teten.
Dengan begitu, kata Menteri Teten, bisa berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang lebih berkualitas.
Namun, MenKopUKM mengakui, belum semua perguruan tinggi memiliki kurikulum yang mendukung anak muda menjadi wirausaha. Padahal, ada survei menyebutkan bahwa 72 persen anak muda kini bercita-cita menjadi pengusaha, ketimbang karyawan.
“Memang, ada beberapa kampus yang sudah berubah pola pikirnya. Mereka tidak lagi mewajibkan skripsi melainkan business plan sejak awal kuliah. Setelah lulus sarjana, dia menjadi pebisnis,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM, Arie Sujito menyebutkan bahwa kolaborasi antara UGM dan KemenkopUKM bertujuan untuk membentuk wirausaha yang berdaya dan menciptakan ekosistem yang inklusif.
“Hal itu tidak mungkin hanya dinakhodai KemenkopUKM, tapi kita butuh kolaborasi,” tegas Arie.
Menurut Arie, Indonesia harus bersiap untuk menyambut bonus yang demografi, dan diharapkan mahasiswa bisa menjadi kekuatan entrepreneur.
“Berwirausaha bukan untuk berkarir, tapi terlibat untuk pemberdayaan. Bahkan, harus menjadi arena pembentukan karakter, pemberdayaan, dan ajang menuangkan kreativitas, serta inovasi. Karena, keberlenjutan itu sangat penting,” tutup Arie.