Jurnalindustry.com, Cikande- PT Mowilex Indonesia meresmikan pabrik barunya di Cikande, Tangerang, Banten, pada Selasa (21/03/2023). Pabrik baru Mowilex tersebut dirancang dengan konsep bangunan hijau alias green building.
Hadirnya bangunan ini, menggantikan pabrik Mowilex sebelumnya yang berada di Daan Mogot, Jakarta Barat.
Peresmian ini juga sekaligus untuk merayakan 53 tahun Mowilex telah memproduksi cat dan pelapis premium dan turut andil dalam pembangunan Indonesia.
Pada acara peresmian tersebut, Mowilex turut mengundang Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diwakilkan oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Nurul Ichwan.
Dalam kata sambutannya, Nurul Ichwan berujar bahwa Kementerian sangat mendukung atas inovasi yang dilakukan oleh Mowilex untuk mengembangkan pabriknya dengan konsep green building.
“Kami berharap inovasi tersebut bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain dalam upaya mencapai emisi nol karbon di Indonesia pada tahun 2060,” kata Nurul Ichwan.
Sementara itu Novina Tjahjadi, Direktur PT Mowilex Indonesia mengatakan bahwa dengan kehadiran pabrik barunya ini mereka meneruskan komitmen lingkungan yang telah dimulai semenjak meluncurkan cat berbahan dasar air pertama di Indonesia pada tahun 1970.
“Lima dekade kemudian, kami menjadi perusahaan cat bersertifikat netral karbon pertama di Indonesia,” ujar Novina.
Usung Konsep Green
Berada di lahan seluas 6 hektare, Mowilex merancang pabrik barunya dengan konsep gedung ramah lingkungan.
Mereka menggabungkan teknologi yang secara signifikan meringankan dampak lingkungan, sehingga dapat mengurangi emisi karbon hingga 7%.
Contohnya, pada bagian arsitekturnya terdapat skylight yang akan memotong penggunaan listrik untuk penerangan dan menurunkan suhu interior.
Selain itu, pabrik cat tersebut menggunakan teknologi kaca ganda (double glass), yang dapat mengurangi kebutuhan akan pendingin ruangan.
Mowilex juga menggunakan sistem pengolahan air tanpa limbah, sehingga hasil penyulingan digunakan kembali untuk mengairi 37% lanskap pabrik.
“Kami akan memastikan, seluruh kegiatan produksi cat selalu berbasis lingkungan agar konsumen dan masyarakat sekitar dapat terlindungi,” tuntas Novina Tjahjadi.