Jakarta – Pertamina International Shipping (PIS) – Subholding Integrated Marine & Logistics tergabung dalam acara International Forum on Spice Route (IFSR) yang diselenggarakan oleh Yayasan Negeri Rempah bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada 21 -23 September 2021.
Mengambil tema “Membangun Kembali Interkonektivitas Jalur Rempah Menuju Warisan Dunia”, dimana representatif PIS turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut yang diwakili oleh Muhammad Irfan Zainul Fikri sebagai Project Management Coordinator dan Indra Lianggoro Widhy Nugroho sebagai Project Control Pertamina International Shipping dengan topik pembahasan terkait Peran Pertamina International Shipping dalam mendukung Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Dalam kesempatan tersebut, Irfan menyampaikan, Saat ini jalur laut Indonesia masih menjadi primadona di dunia.
“Dengan posisi geografisnya yang strategis, hingga kini kawasan laut Indonesia masih menjadi jalur perlintasan maritim yang tersibuk di dunia,” ujarnya.
Jalur maritim Indonesia saat ini memiliki kesamaan dengan jalur perdagangan rempah-rempah nusantara di masa lampau dan saat ini digunakan oleh PIS untuk mendistribusikan komoditas energi, yaitu minyak dan gas bumi ke seluruh pelosok negeri.
Untuk mendukung pelaksanaan distribusi minyak dan gas bumi, PIS didukung 6 lini bisnis yang berfokus pada shipping, marine services, port services, port ownership, storage, other logistics services dan hingga saat ini PIS juga telah memiliki total 539 kapal dengan berbagai tipe untuk menunjang bisnis perusahaan.
PIS juga berkontribusi memajukan industri maritim dalam negeri dengan memberdayakan galangan-galangan lokal dalam pembuatan kapal. Indra menambahkan.
“Sejauh ini kita telah memiliki 31 kapal yang dibangun di galangan dalam negeri, salah satunya di PT PAL, lalu PT DPS, dan PT Dok Perkapalan Kodja Bahari,” kata Indra Lianggoro.
Hal tersebut menunjukkan dukungan dan upaya yang diberikan PIS untuk melakukan local empowerment sebagai upaya memajukkan industri maritim dalam negeri.
Menurut Indra, kekuatan Maritim Indonesia yang diwakili oleh PIS saat ini sudah mampu bersaing di kancah internasional.
“Kapal-kapal PIS telah berhasil bersandar di pelabuhan internasional salah satunya di LPG Export Terminal milik Phillips 66 di Freeport, Texas, USA, dengan Kapal Pertamina Gas 2 yang seluruh awak kapalnya adalah warga negara Indonesia dan hal tersebut menunjukkan bahwa armada kapal PIS mampu menembus pasar internasional, tidak hanya di pasar domestik dengan muatan seperti Gasoline & Diesel, Avtur & MFO, Crude Oil, maupun LPG,” ujarnya.
Sejalan dengan ekpansi bisnisnya, PIS turut mendukung penerapan Environment, Sustainability dan Governance (ESG) dengan menghadirkan beberapa teknologi kapal yang ramah lingkungan (Green Shipping) seperti Stern Tube Air Seal Type untuk menghindari kebocoran bahan bakar kapal.
Lalu ada juga teknologi Oily Water Separator (OWS) yang berfungsi untuk memisahkan air dengan minyak mencegah pencemaran.
Hal ini merupakan bentuk kontribusi PIS dalam mewujudkan green shipping company, green operation, green cargo, green port, dan green storage untuk dapat bersaing secara global dan mewujudkan visi perusahaan menjadi Asia Leading Shipping Company serta dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.