Jurnalindustry.com – Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi serbuan impor dari China.
Gempuran produk impor tersebut merupakan dampak dari kebijakan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menerapkan bea masuk produk asal China hingga 60%.
Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan, Trump tengah menyiapkan kebijakan tarif impor untuk semua produk, terutama dari China. Dengan semakin tingginya bea masuk, Susiwjono menilai akan semakin membebani China.
“Mereka (AS) sudah menyampaikan akan mengenakan tarif 10% hingga 60% untuk semua produk impor, terutama dari China. Nah itu pasti akan berdampak serius terhadap konstelasi perdagangan. Pasti produk-produk China nanti menjadi terbebani dengan tarif bea masuk impor yang 60%, sehingga neraca perdagangannya akan bergeser,” kata Susiwijono di Jakarta Pusat, Senin (11/11).
Dia menerangkan, kenaikan tarif impor tersebut juga dapat memicu China untuk mengalihkan negara tujuan ekspornya dari AS ke negara lainnya, termasuk Indonesia. Hal inilah yang menjadi wanti wanti pemerintah.
Sebagai informasi, terpilihnya Trump kembali berpotensi melanjutkan kebijakan yang pernah diterapkan pada masa menjabatnya dahulu, 2017-2021.
Kebijakan yang dikenal “America First” ini akan menerapkan kenaikan tarif impor barang dari China hingga 60% untuk semua produk. Kemudian tarif sebesar 10% terhadap semua produk impor asing, selain China.
Meski begitu, Susiwijono mengaku tarif bea masuk tinggi oleh AS ini juga ikut membawa dampak positif bagi Indonesia, salah satunya kebijakan Inflation Reduction Act (IRA).
“Kebijakan IRA itu karena dari China dilarang ekspor langsung ke AS, maka banyak juga industri yang ke kita. Sebenarnya, semua perkembangan global, kita punya banyak pengalaman yang justru bisa kita ambil manfaatnya yang luar biasa,” jelas Susiwijono.
Terkait kebijakan Indonesia ke depan dalam menghadapi AS, Susiwijono menyebut Indonesia telah menyampaikan beberapa hal dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping.
“Sebenarnya kita sudah menyampaikan lengkap beberapa hal dalam forum pertemuan (Prabowo dengan Xi Jinping). Jadi semua kebijakan kita ke depan sudah dibahas lengkap kemarin, dan sinyalnya sangat positif sekali. Pemerintah China sangat mengapresiasi,” imbuh Susiwijono.