Jakarta – Bagi pelaku usaha, mengelola keuangan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan agar bisnis berjalan lancar dan mencapai target yang diinginkan.
Terkadang proses pembayaran dalam bisnis menjadi terhambat karena pengelolaan keuangan yang kurang tepat, terlebih ketika dilakukan secara manual. Namun, saat ini telah tersedia layanan pembayaran lewat satu pintu ke banyak penerima, salah satunya layanan disbursement PrismaLink.
Disbursement sendiri memiliki arti pembayaran. Dan biasanya disbursement berkaitan dengan pembukuan, pencatatan, serta pengeluaran dana dalam perusahaan.
Payment gateway PrismaLink menghadirkan layanan disbursement yang dapat menjadi solusi pembayaran ke berbagai rekening dan e-wallet di seluruh Indonesia tanpa melalui proses input manual.
Layanan ini dapat digunakan untuk proses refund, pembayaran kepada pihak ketiga, penarikan dana dari situs atau aplikasi, pembayaran gaji (payroll), program cashback, transfer dana ke peminjam untuk P2P, dan masih banyak lagi.
“Kami mengembangkan layanan disbursement untuk melengkapi kebutuhan pelanggan dan mitra. Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk fokus dalam pengembangan produk dan menjadi payment gateway terbaik di Indonesia,” ujar Laksono selaku CEO PrismaLink di Jakarta, kemarin.
Saat ini layanan disbursement PrismaLink telah digunakan oleh merchant e-commerce. Dengan layanan ini, merchant dapat mempermudah dan mempercepat proses transfer dana, mengirimkan dana ke banyak akun secara real time, memudahkan proses audit dengan disbursement history, meminimalisir human error, dan mengoptimalkan performa perusahaan melalui proses otomatisasi.
“Kehadiran layanan disbursement semakin melengkapi ragam solusi pembayaran yang kami miliki, baik pay-in maupun pay-out. Pelanggan dan mitra dapat menggunakan layanan kami untuk seluruh kebutuhan pembayaran mereka (one stop shopping),” tambahnya.
Layanan disbursement PrismaLink dilengkapi dengan sistem verifikasi nama dan nomor rekening. Bila data penerima dana tidak sesuai dengan data bank, maka transaksi tidak dapat dijalankan. Selain itu, setiap transaksi diamankan melalui signature yang dibentuk menggunakan secret parameter.
“Kami menggunakan sistem keamanan berlapis agar terhindar dari kebocoran atau kehilangan data. Dan proses verifikasi nama dan nomor rekening dapat membantu menghindari kesalahan transfer,” tambah Laksono.
Setelah terhubung dengan Application Programming Interface (API) dari PrismaLink, merchant dapat menjalankan transaksi disbursement melalui API dengan menggunakan parameter yang diperlukan seperti nama dan nomor rekening penerima, bank tujuan dan nominal dana yang akan dikirimkan.
Setelah lolos proses pengecekan keamanan, maka dana akan dikirimkan secara otomatis kepada penerima.
“Ke depannya layanan disbursement PrismaLink akan mengikuti standarisasi dari Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) Bank Indonesia. Dan kami akan terus perbanyak kemitraan untuk layanan disbursement ini,” tutup Laksono.