Bali – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) kembali menggelar program Entrepreneur Hub batch ketiga di Bali dan Nusra (Nusa Tenggara) yang fokus pada bidang usaha fesyen, akuakultur, agrikultur, dan teknologi yang diharapkan menjadi simpul bagi upaya pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja baru yang kreatif dan inovatif.
Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, program entrepreneur hub dengan tema “Grow and Sustain” ini sejalan dengan mandat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024.
Melalui program ini diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian target kenaikan rasio kewirausahaan di Indonesia sebesar 3,95 persen di tahun ini.
“Program entrepreneur hub diharapkan menyadarkan kita bahwa pendidikan formal masih sedikit yang mengajarkan tentang wirausaha. Maka Pak Menteri (Teten Masduki) intens hadir ke berbagai perguruan tinggi untuk mengajak para mahasiswa untuk menjadi wirausaha, jadi kalau sudah lulus tidak lagi bingung lagi,” kata Siti Azizah dalam sambutannya pada acara Entrepreneur Hub Bali & Nusa Tenggara 2024 di Bali, Kamis (13/06).
Siti Azizah mengatakan bahwa potensi usaha di Bali dan Nusa Tenggara sangat besar untuk ditingkatkan dan dikembangkan khususnya terkait dengan produk fesyen, akuakultur, agrikultur dan teknologi.
Dengan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang begitu besar di wilayah ini menjadikan peluang untuk dapat memasarkan produk-produknya hingga ke pasar global.
“Bali dan Nusa Tenggara potensinya besar sehingga kita perlu mendukung pertumbuhan wirausahanya, apalagi di Bali menjadi tempat masuknya turis internasional, ini potensi yang harus dimanfaatkan,” kata Siti Azizah.
Program Entrepreneur Hub 2024 yang diikuti oleh 170 wirausaha muda ini, lanjut Siti Azizah, juga diharapkan dapat berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi, sumber penerimaan negara, dan penciptaan lapangan khususnya di Bali dan Nusa Tenggara.
“Mudah-mudahan dengan kolaborasi dan kerja sama yang selama ini kita jalin dapat menumbuhkan jumlah wirausaha terutama di Bali dan Nusa Tenggara,” katanya.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Koperasi dan UKM kota Denpasar I Dewa Made Agung mengapresiasi KemenKopUKM yang aktif menggelar berbagai program pendampingan dan pelatihan bagi wirausaha di Bali. Hal ini dinilai sangat membantu bagi upaya pengembangan kewirausahaan di wilayahnya sekaligus meningkatkan kapasitas diri dan usaha.
Menurutnya sejak tahun 2009, Pemerintah Daerah Bali telah melaksanakan berbagai program kewirausahaan salah satunya dengan mewadahi anak-anak muda untuk berkreasi dan inovasi melalui Wirausaha Muda (WMD). Melalui wadah WMD ini wirausaha muda didampingi secara berkala dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
“Kami melatih mereka dengan menggandeng berbagai pihak dan sekarang sudah ada inkubator bisnis. Kami yakin dengan pertemuan seperti ini nanti akan banyak manfaatnya bagi pelaku usaha,” kata Made.
Dalam acara ini juga dilaksanakan rangkaian sesi workshop dan networking yang diisi oleh pemateri dari para pakar dan praktisi dengan tema yang berbeda-beda mulai dari isu pendanaan, strategi pemasaran, dan pengembangan usaha hingga upaya menembus pasar ekspor.
Wisnu Sakti Dewobroto, Tenaga Ahli Entrepreneur Hub yang menjadi pemateri pada sesi pertama mengatakan bahwa untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan tangguh, pelaku usaha baik itu UMKM atau startup harus mengutamakan kepuasan pelanggan.
“Kalau sudah mendengar dan berinteraksi dengan pelanggan maka peluang untuk menjadi perusahaan tak terkalahkan semakin besar, jadi harus secara intens meminta feedback dari pelanggan,” kata Wisnu.
Sementara itu terkait dengan permasalahan pendanaan yang kerap dihadapi oleh pelaku usaha, CEO FundEx Securities Crowdfunding Platform Didi Diarsa menambahkan, saat ini pelaku UMKM atau startup kian dimudahkan dalam mencari dukungan pembiayaan yaitu melalui Securities Crowdfunding.
Namun, meski dipermudah dia berharap pelaku UMKM atau startup tetap selektif dalam menjalin kemitraan karena masih banyak platform securities crowdfunding yang sudah beroperasi namun belum memenuhi aspek legalitas sehingga banyak merugikan para pelaku usaha.
“Dalam mencari pendanaan melalui securities crowdfunding harus yang sudah ada izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kalau tidak ada izin jangan sekali-kali melakukan transaksi sebab ini terkait dengan kepercayaan dan juga jaminan keamanan usaha,” kata Didi.
Di FundEx, pelaku UMKM atau startup yang sedang membutuhkan pembiayaan dapat mengajukan permohonannya dengan syarat usahanya sudah berjalan minimal setahun dan memiliki catatan transaksi dalam kurun waktu tersebut. Nantinya tim dari FundEx akan melakukan pengkajian apakah proposal pengajuan pendanaan tersebut disetujui atau tidak.
“Bahkan cukup punya LC (Letter of Credit) bisa dibawa ke kami kemudian akan kami cek dikurasi, nanti dalam waktu maksimal 2 pekan akan diberikan kepastian,” katanya.