Jakarta – Sentimen positif di pasar modal Indonesia akhir-akhir ini didorong oleh kasus konfirmasi, perawatan dan kematian akibat dari COVID-19 yang terus menurun, setelah mengalami puncak kenaikan kasus pada Juni hingga Juli 2021 lalu.
Di sisi lain, sejak awal tahun sampai dengan 26 Agustus 2021, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,32% ke level 6.058,08 poin.
Di kawasan Asia Tenggara, kinerja bursa saham Indonesia mencatat kinerja lebih baik dibanding bursa saham Malaysia yang terkoreksi 2,80% dan Filipina yang melemah 4,47%. Namun, kinerja bursa saham Indonesia masih kalah dari bursa Singapura dan Thailand yang menguat 9,32% dan 10,38%.
Direktur Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama mengatakan, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah guna mempercepat pemulihan ekonomi termasuk
percepatan vaksinasi menjadi salah satu faktor pendorong kinerja bursa saham.
Namun ke depan, tambahnya, masih banyak hal yang perlu diwaspadai bersama terkait dengan sentimen yang akan mempengaruhi kinerja pasar saham hingga akhir tahun.
Untuk itu, diperlukan untuk menghadirkan alternatif investasi bagi masyarakat yang ingin mencari peluang investasi yang optimal dengan tata kelola investasi yang baik
“Masyarakat perlu memiliki alternatif investasi dengan peluang keuntungan yang relatif lebih optimal menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Beberapa sektor industri yang memiliki daya
tahan baik terhadap gempuran pandemi Covid-19 patut menjadi pilihan. Seperti sektor industri informasi teknologi dan kesehatan yang secara umum mencatatkan kinerja lebih optimal dibanding
sektor lainnya,” tambah Danica di Jakarta (13/9).
Sebagai gambaran, selama COVID-19 merebak secara global, minat investasi di perusahaan teknologi global, terutama perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Microsoft, Amazon, Apple, Netflix, Google meningkat pesat. Hal ini dilandasi oleh solidnya bisnis perusahaan digital dibandingkan perusahaan non digital selama pandemi COVID-19.
Peluang ini juga dilirik oleh Bahana TCW yang pada 21 Juli yang lalu bersama Franklin Templeton Ltd, perusahaan pengelola aset investasi global yang berbasis di Amerika Serikat meluncurkan Reksa Dana Syariah Bahana US Opportunity Sharia Equity USD.
Produk ini merupakan produk reksa dana Syariah pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berfokus pada strategi pertumbuhan positif pasar Amerika Serikat serta mengacu pada prinsip ESG.
Produk reksa dana terbaru Bahana TCW ini ditujukan untuk memberikan peluang bagi investor Indonesia dalam memiliki strategi investasi yang atraktif dengan portofolio yang berfokus kepada sektor teknologi informasi dan kesehatan global.
Selain itu, produk ini melengkapi berbagai lini produk yang telah ditawarkan Bahana TCW kepada masyarakat.
“Peluncuran produk ini ditujukan untuk melengkapi pilihan produk investasi yang ditawarkan Bahana TCW kepada masyarakat. Ke depan, Bahana TCW berkomitmen untuk terus membuka peluang
alternatif-alternatif investasi yang berorientasi kepada imbal hasil dan tata kelola yang baik untuk memenuhi tingginya permintaan masyarakat akan produk investasi yang berkualitas,” tutup Danica.